BAGIAN III
Beberapa waktu yang lalu kita telah membahas mengenai apa itu Komunitas Tritunggal Mahakudus yaitu Komunitas yang berusaha menghayati hidup Katolik yang sejati berdasarkan pada misteri agung cinta Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Dan juga kemarin kita sudah membahas tentang Spiritualitas KTM yaitu Karismatik Katholik yaitu 100 % Katolik dan Karmelit yaitu hidup doa dan kontemplasi (keheningan batin).
Nah postingan kali ini membahasas mengenai Visi dan Misi KTM. Yaitu
"Dalam kuasa Roh Kudus mengalami dan menghayati sendiri kehadiran Allah yang penuh kasih dan menyelamatkan sampai pada persatuan cinta kasih serta membawa orang lain kepada pengalaman yang sama."
Rumusan tersebut dapat diterangkan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Dalam kuasa Roh Kudus: Roh Kudus merupakan dasar dan sumber segala sesuatu, baik untuk mengalami dan menghayati kehadiran dan cinta-kasih Allah, maupun untuk membawa orang lain kepada pengalaman yang sama. Hal itu dilaksanakan lewat kuasa Roh kudus yang disalurkan dan dinyatakan lewat pelbagai macam kasih karunia, sakramen-sakramen dan karismata.
2. Mengalami dan menghayati sendiri: soalnya di sini bukan hanya untuk mengetahui saja, melainkan harus sampai pada pengalaman. Walaupun hal itu tetap terjadi dalam iman, namun harus sungguh-sungguh merupakan suatu pengalaman yang nyata, yang menjadi sumber penghayatan. Kita harus lebih dahulu mengalami sendiri, sebelum kita dapat memberikan kesaksian tentang hal itu.
3. Kehadiran Allah: Kehadiran ini dialami sebagai suatu kehadiran yang penuh kasih, yang menolong, melindungi, memelihara, yang menyembuhkan dan menyelamatkan. Karena itu kita dapat selalu mengharapkan dan mengandalkan pertolonganNya.
4. Persatuan cinta-kasih: Kehadiran Allah yang menyelamatkan itu perlahan-lahan tetapi pasti, asal tidak ada hambatan, akan mengubah dan memperbaharui kita, mulai dari lubuk terdalam kita, sampai pada seluruh lapisan ada kita. Oleh sentuhan-sentuhan rahmatNya kita diubah dan diilahikan sedemikian rupa, sehingga kita benar-benar menyerupai Allah, seperti kayu yang dimasukkan ke dalam api akhirnya menjadi api sendiri. Oleh transformasi itu seluruh ada dan kegiatan kita diilahikan, sehingga akhirnya segala faal dan perbuatan kita memperoleh nilai ilahi. Satu orang yang sampai pada persatuan cinta-kasih itu lebih berharga dan lebih berguna bagi dunia dan Gereja daripada ribuan, bahkan jutaan lainnya, yang tidak sampai pada tahap tersebut. Inilah yang menjadi cita-cita Karmel sejak semula dan yang diharapkan juga menjadi cita-cita kita.
5. Membawa orang lain pada pengalaman yang sama: Setelah kita sendiri mengalami kehadiran Allah yang menyelamatkan tersebut, walaupun belum sampai pada puncaknya, kita juga mau membawa orang lain kepada pengalaman yang sama, supaya merekapun boleh mengalami keselamatan yang leimpah yang datang dari Allah itu.
Beberapa waktu yang lalu kita telah membahas mengenai apa itu Komunitas Tritunggal Mahakudus yaitu Komunitas yang berusaha menghayati hidup Katolik yang sejati berdasarkan pada misteri agung cinta Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Dan juga kemarin kita sudah membahas tentang Spiritualitas KTM yaitu Karismatik Katholik yaitu 100 % Katolik dan Karmelit yaitu hidup doa dan kontemplasi (keheningan batin).
Nah postingan kali ini membahasas mengenai Visi dan Misi KTM. Yaitu
"Dalam kuasa Roh Kudus mengalami dan menghayati sendiri kehadiran Allah yang penuh kasih dan menyelamatkan sampai pada persatuan cinta kasih serta membawa orang lain kepada pengalaman yang sama."
Rumusan tersebut dapat diterangkan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Dalam kuasa Roh Kudus: Roh Kudus merupakan dasar dan sumber segala sesuatu, baik untuk mengalami dan menghayati kehadiran dan cinta-kasih Allah, maupun untuk membawa orang lain kepada pengalaman yang sama. Hal itu dilaksanakan lewat kuasa Roh kudus yang disalurkan dan dinyatakan lewat pelbagai macam kasih karunia, sakramen-sakramen dan karismata.
2. Mengalami dan menghayati sendiri: soalnya di sini bukan hanya untuk mengetahui saja, melainkan harus sampai pada pengalaman. Walaupun hal itu tetap terjadi dalam iman, namun harus sungguh-sungguh merupakan suatu pengalaman yang nyata, yang menjadi sumber penghayatan. Kita harus lebih dahulu mengalami sendiri, sebelum kita dapat memberikan kesaksian tentang hal itu.
3. Kehadiran Allah: Kehadiran ini dialami sebagai suatu kehadiran yang penuh kasih, yang menolong, melindungi, memelihara, yang menyembuhkan dan menyelamatkan. Karena itu kita dapat selalu mengharapkan dan mengandalkan pertolonganNya.
4. Persatuan cinta-kasih: Kehadiran Allah yang menyelamatkan itu perlahan-lahan tetapi pasti, asal tidak ada hambatan, akan mengubah dan memperbaharui kita, mulai dari lubuk terdalam kita, sampai pada seluruh lapisan ada kita. Oleh sentuhan-sentuhan rahmatNya kita diubah dan diilahikan sedemikian rupa, sehingga kita benar-benar menyerupai Allah, seperti kayu yang dimasukkan ke dalam api akhirnya menjadi api sendiri. Oleh transformasi itu seluruh ada dan kegiatan kita diilahikan, sehingga akhirnya segala faal dan perbuatan kita memperoleh nilai ilahi. Satu orang yang sampai pada persatuan cinta-kasih itu lebih berharga dan lebih berguna bagi dunia dan Gereja daripada ribuan, bahkan jutaan lainnya, yang tidak sampai pada tahap tersebut. Inilah yang menjadi cita-cita Karmel sejak semula dan yang diharapkan juga menjadi cita-cita kita.
5. Membawa orang lain pada pengalaman yang sama: Setelah kita sendiri mengalami kehadiran Allah yang menyelamatkan tersebut, walaupun belum sampai pada puncaknya, kita juga mau membawa orang lain kepada pengalaman yang sama, supaya merekapun boleh mengalami keselamatan yang leimpah yang datang dari Allah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar